Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ternyata Sejak Pilpres 2019 dan 2024, Cak Imin adalah "Koentji"

Muhaimin Iskandar Ketua Umum PKB. Foto from Facebook 


TERNYATA PILPRES 2019 MAUPUN 2024 CAK IMIN ADALAH "KOENTJI"

Dalam Pilpres 2019 "the invisible wallet" mendanai pembuatan baliho dengan narasi Cak Imin Cawapresnya Jokowi. 

Demikian mencoloknya baliho Cak Imin sampai ada anekdot, turis bule bertanya, "Who is Muhaimin?" Lalu si guide menjawab, "Muhaimin is Kandar." Nama lengkap Cak Imin memang Muhaimin Iskandar. Jebul baliho Cak Imin itu bertujuan "menyembunyikan" Kiai Ma'ruf sampai saat deklarasi.

Menjelang Pilpres 2024 ini pun sama. Cak Imin tepap jadi "koentji". Bahkan kali ini lebih seru. "The invisible wallet" bisa juga "the invisible hand" telah cawe-cawe mengkondisikan agar Cak Imin jadi wakilnya Pak Anies Baswedan.

 Sebab upaya Mbak Puan "menarik" Mas AHY agar merapat ke kandang banteng tak membuahkan hasil. Ini permainan sangat ciamik. Dengan hanya satu koentji, bisa berefek ke banyak pintoe.

Lho apa tidak kasihan Pak Anies kalau sampai ditinggal Demokrat? Politik dan bisnis itu hakikatnya sama. Anies pun tahu resiko kalau ia memutuskan Cak Imin dan bukan AHY jadi wapresnya. 

Andaikan Demokrat dan PKS meninggalkannya, gabungan perolehan suara Nasdem PKB hanya 18,74%, masih di bawah syarat presidential threshold 25% suara sah pemilu legislatif. 

Tetapi 59 kursi DPR Nasdem dan 58 kursi PKB menjadi 117 kursi, melampaui minimal presidential threshold 115 kursi DPR RI.

Jadi andaikan Demokrat dan PKS menarik dukungan, Anies - Cak Imin tetap bisa mendaftar ke KPU sebagai pasangan Capres/Cawapres 2024.


Sumber: FB Floribertus Rahardi


Posting Komentar untuk "Ternyata Sejak Pilpres 2019 dan 2024, Cak Imin adalah "Koentji""